21 research outputs found

    Akurasi Ct Scan Tanpa Kontras Dosis Rendah Dibandingkan Dengan Dosis Standard Dalam Mendiagnosis Batu Saluran Kemih Di Rsu Dr. Saiful Anwar Malang

    Get PDF
    Pengumpulan sampel dilakukan selama 2 bulan mulai awal April 2017 hingga akhir Mei 2017 pada pasien rawat inap dan rawat jalan yang dimintakan CT Scan tanpa kontras di CT scan sentral RSUD dr. Saiful Anwar Malang dengan kecurigaan batu saluran kemih. Didapatkan 23 sampel penelitian, di mana 1 sampel dieksklusi karena tidak didapatkan batu, walaupun pada USG didapatkan lesi hiperechoic multiple yang menyerupai batu. Sehingga di dapatkan 22 sampel penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, dengan keseluruhan 203 batu yang dianalisis untuk pembaca pertama dan 263 batu yang dianalisis pada pembaca kedua. Seluruh pasien tersebut dilakukan CT scan tanpa kontras dosis rendah, kemudian dilakukan CT scan tanpa kontras dosis standard

    Dampak Covid-19 terhadap Perubahan Persepsi dan Kepatuhan Protokol Kesehatan pada Penyintas

    No full text
    Kasus Covid-19 di Indonesia yang semakin meningkat membuat Kemenkes RI menetapkan strategi pencegahan Covid-19 melalui protokol kesehatan. Diduga peningkatan kasus Covid-19 yang terjadi di bulan Juli – Agustus tahun 2021 disebabkan sebanyak 9,5% perilaku tidak memakai masker dan 11,2% perilaku tidak menjaga jarak dan menghindari kerumunan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perubahan persepsi dan kepatuhan protokol kesehatan pada penyintas Covid-19. Persepsi pada penelitian ini berdasarkan teori Health Belief Model yang terdiri dari persepsi kerentanan, keparahan, hambatan dan manfaat. Desain penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan menggunakan metode cross sectional. Data diambil dengan metode penyebaran kuesioner melalui link google form secara daring. Jumlah responden sebanyak 103 responden yang berdomisili di Kota Malang. Penelitian ini menggunakan uji Mc Nemar untuk mengetahui perbedaan persepsi dan kepatuhan protokol kesehatan pada responden dengan menggunakan derajat kepercayaan 95%, α = 0,05, bermakna bila p < 0,05. Hasil penelitian didapatkan perbedaan yang tidak signifikan pada persepsi penyintas dengan p 0,125 dan kepatuhan protokol kesehatan penyintas didapatkan p <0,001. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat perubahan yang tidak signifikan pada persepsi penyintas sebelum dan sesudah menderita Covid-19 dan terdapat perubahan yang signifikan pada kepatuhan prokes penyintas sebelum dan sesudah menderita Covid-19

    Hubungan Pengetahuan dengan Kebiasaan Makan dan Indeks Massa Tubuh sebagai Faktor Risiko Terjadinya Diabetes Melitus pada Masyarakat di Kota Malang

    No full text
    Diabetes melitus di Indonesia, khususnya di Kota Malang masih sering terjadi. Diabetes melitus ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah dan bisa menyebabkan komplikasi pada berbagai organ. Faktor risiko diabetes melitus terdiri dari faktor yang dapat dimodifikasi dan yang tidak dapat dimodifikasi. Tingkat pengetahuan terkait diabetes melitus berperan dalam pencegahan komplikasi penyakit. Kebiasaan makan yang kurang baik dan kurangnya aktivitas fisik dapat meningkatkan IMT dan kadar gula darah. Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara pengetahuan dengan kebiasaan makan dan indeks massa tubuh sebagai faktor risiko terjadinya diabetes melitus pada masyarakat di Kota Malang. Penelitian observasional analitik ini menggunakan desain cross sectional study. Sampel dalam penelitian berjumlah 212 orang yang terdiri dari kader kesehatan, aparat kelurahan, staf internal Universitas Brawijaya, dan masyarakat yang berada dalam jejaring lingkungan aparat kelurahan dan kader kesehatan Kota Malang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah DKQ-24 dan kuesioner modifikasi kebiasaan makan riskesdas 2018. Hasil penelitian menunjukkan dari 212 responden sebagian besar memiliki tingkat pengetahuan sedang (n=156), kebiasaan makan sedang (n=124), dan IMT tidak normal (n=143). Analisa data menunjukkan tidak terdapat hubungan baik antara pengetahuan mengenai diabetes melitus dengan kebiasaan makan (p=0,629), pengetahuan mengenai diabetes melitus dengan indeks massa tubuh (p=0,709), dan kebiasaan makan dengan indeks massa tubuh (p=0,401). Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dengan kebiasaan makan dan indeks massa tubuh pada masyarakat di Kota Malang

    Hubungan Antara Pengetahuan Mengenai Hipertensi dengan Kebiasaan Makan dan Indeks Massa Tubuh (IMT) pada Masyarakat di Kota Malang

    No full text
    Hipertensi atau tekanan darah tinggi, merupakan penyakit kardiovaskuler yang sering ditemui dan merupakan penyebab kematian tertinggi di masyarakat. Penderita hipertensi yang memiliki pengetahuan baik terkait penyakitnya memiliki kepatuhan yang baik dalam pengobatan dan tindakan pengurangan garamnya. Oleh karena itu, pengetahuan yang baik diharapkan dapat membentuk kebiasaan yang lebih sehat sehingga dapat mencegah terjadinya hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan mengenai hipertensi, kebiasaan makan, dan indeks massa tubuh (IMT) pada masyarakat di Kota Malang. Penelitian dilakukan dengan menyebarkan kuesioner Google Form secara online pada bulan Oktober 2021 dan bulan Januari 2022 kepada masyarakat di Kota Malang. Desain penelitian menggunakan pendekatan metode observasional analititk cross-sectional study. Pengambilan data menggunakan kuesioner data demografis, kuesioner Hypertension Knowledge-level Scale versi Bahasa Indonesia, dan modifikasi kuesioner Konsumsi Makanan Berisiko Riset Kesehatan Dasar 2016 oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Jumlah responden yang mengisi kuesioner adalah 212 responden. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan tinggi (75,9%), kebiasaan makan sedang (85,8%), dan indeks massa tubuh tidak normal (67,5%). Data dianalisis menggunakan uji komparatif Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan kebiasaan makan (p=0,017), tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan indeks massa tubuh (p=0,369), dan tidak ada hubungan yang signifikan antara kebiasaan makan dan indeks massa tubuh (p=0,524)

    Hubungan Antara Ekspresi Hypoxia-Inducible Factor-1α (HIF-1α) dengan Stadium Karsinoma Nasofaring WHO Tipe III

    No full text
    Karsinoma nasofaring (KNF) merupakan salah satu keganasan di kepala leher yang paling sering, dengan tipe paling banyak yaitu KNF WHO tipe III. Salah satu faktor yang berperan penting dalam progresifitas tumor melalui angiogenesis dan metastasis yaitu hypoxia-inducible factor-1α (HIF-1α) yang diaktivasi oleh kondisi hipoksia. HIF-1α dapat menjadi salah satu penanda prognosis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara ekspresi HIF-1α dengan stadium KNF WHO tipe III. Penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional ini dilakukan di Laboratorium Patologi Anatomi dan poliklinik rawat jalan departemen THT-KL serta rawat inap RSSA mulai bulan Mei 2021-Agustus 2022. Pengambilan sampel menggunakan teknik quota sampling, berupa 30 sampel blok parafin jaringan biopsi nasofaring penderita KNF WHO tipe III beserta rekam medis penderita. Stadium klinis penderita didapatkan dari arsip rekam medis yang ditentukan berdasarkan sistem stadium TNM oleh AJCC edisi ke-8 dan dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu stadium I, II, III, dan IV. Ekspresi HIF-1α diperiksa dengan metode imunohistokimia dinilai oleh ahli Patologi Anatomi. Analisis data menggunakan uji Kruskal-Wallis dan uji Spearman. Hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan pada ekspresi HIF-1α berdasarkan stadium KNF (Kruskal-Wallis, p=0.139). Namun, didapatkan hubungan yang signifikan antara eskpresi HIF-1α dengan stadium KNF (Spearman, p=0.046). Kesimpulan dari penelitian ini yaitu tidak didapatkan perbedaan yang signifikan pada ekspresi HIF-1α berdasarkan stadium KNF dan didapatkan hubungan yang signifikan antara ekspresi HIF-1α dengan stadium KN

    Pengaruh E-KIE terhadap Tingkat Pengetahuan dan Kepuasan Ibu Hamil Dalam Antenatal Care di Masa Pandemi Covid-19 (Studi Pre-Eksperimental di Praktik Mandiri Bidan Siti Nurcahyani Kabupaten Tulungagung)

    No full text
    Latar belakang: Pandemi Covid-19 yang terjadi di seluruh dunia mempengaruhi segala aspek termasuk aspek kesehatan. Pandemi Covid-19 tentunya menjadi penghambat pemerintah untuk mengatasi Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia. Antenatal Care yang optimal merupakan salah satu upaya untuk menekan morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi. Pandemi Covid-19 membawa dampak menurunnya jumlah ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan kehamilan. Hal ini dikarenakan oleh terbatasnya transpotasi dan akses fasilitas kesehatan yang terbatas akibat lockdown serta mayoritas karena takut tertular Covid-19. Pemerintah merekomendasikan untuk penggunaan konseling online dalam menunjang antenatal care di masa pandemi Covid-19. Tujuan penelitian: mengetahui pengaruh e-KIE terhadap tingkat pengetahuan dan kepuasan dalam antenatal care oleh ibu hamil di masa pandemi Covid-19 di PMB Siti Nurcahyani Kabupaten Tulungagung. Metode Penelitian: Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-eksperimental, yakni one grup pre-post test design untuk melihat pengaruh antara variabel bebas yaitu metode e-KIE dengan variabel terikat yaitu pengetahuan dan kepuasan ibu hamil yang dianalisis dengan marginal homogeneity. Subyek penelitian dipilih dengan purposive sampling yang diambil dari buku registrasi (K1) dengan rentang populasi ibu hamil September-Oktober 2021 berjumlah 37 responden. Hasil Penelitian: terdapat peningkatan yang signifikan terhadap tingkat pengetahuan ibu hamil sebelum dan sesudah e-KIE dengan p value 0,035. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan ibu hamil antara skor harapan dan kenyataan dengan p value 0,059. Kesimpulan: E-KIE mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu hamil secara bermakna dan e-KIE yang diberikan tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan ibu hamil dalam menunjang temu wicara/konseling pada antenatal care di masa pandemi Covid-19

    Hubungan antara Jumlah Trombosit dan MPV dengan Status Gizi, Gambaran Radiologis, dan Manifestasi Ekstraparu pada Penderita Tuberkulosis Anak di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang

    No full text
    Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit tertinggi pada anak yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis yang menyebar ketika penderita TB mengeluarkan bakteri ke udara, misalnya dengan batuk ataupun bersin. Trombosit dan Mean Platelet Volume (MPV) merupakan sel-sel dalam sistem kekebalan tubuh yang biasa ditemukan jumlahnya dalam pengukuran hitung darah lengkap pada penderita TB anak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara jumlah Trombosit dan MPV dengan derajat keparahan berupa status gizi, gambaran radiologis, dan manifestasi ekstraparu pada pasien TB anak. Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dan dilakukan menggunakan pendekatan desain cross sectional. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik consecutive sampling dan didapatkan 38 pasien TB anak yang telah memenuhi kriteria inklusi yang berobat di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang pada Juli-Desember 2020. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hasil yang signifikan pada hubungan antara jumlah Trombosit dengan Status Gizi (P>0,05), Trombosit dengan Gambaran Radiologis (P>0,05), Trombosit dengan Manifestasi Ekstraparu (P>0,05), MPV dengan Status Gizi (P>0,05), MPV dengan Gambaran Radiologis (P>0,05), dan MPV dengan Manifestasi Ekstraparu (P>0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan antara Jumlah Trombosit dan MPV dengan derajat keparahan berupa Status Gizi, Gambaran Radiologis, dan Manifestasi Ekstraparu pada penderita TB anak

    Pengaruh Faktor Risiko Kehamilan, Komplikasi Obstetric, Tempat Persalinan dan Rujukan Terhadap Kematian Maternal Akibat Post Partum Haemmorhage (Sudi Kasus di Kabupaten Jember Tahun 2017-2019)

    No full text
    Kematian maternal merupakan kematian seorang Wanita atau ibu pada periode kehamilan sampai 42 hari pasca persalinan. Biasanya digunakan sebagai indikator dalam kesejahteraan suatu bangsa yang dinyatakan dalam Angka Kematian Ibu (AKI) / Maternal Mortality Rate (MMR) dengan jumlah kematian ibu / 100.000 kelahiran hidup. Kematian ibu diakibatkan oleh beberapa penyebab antara lain 3 penyebab terbesar yaitu perdarahan, preeklamsi eklamsia dan infeksi. Perdarahan dibagi dalam perdarahan antepartum dan postpartum. Perdarahan post partum penyumbang angka kematian ibu tertinggi di berbagai belahan dunia. Perdarahan post partum atau biasa dikenal dengan Post Partum Haemmorhage (PPH) yaitu perdarahan yang dialami Wanita pasca melahirkan ( 24 jam sampai 4 minggu pasca salin) yang ditandai dengan keluarnya darah dari jalan lahir > 500 mL persalinan pervaginam dan >1000 mL pada persalinan perabdominal. Mayoritas penyebab adalah 4T (Tone, Trauma, Tissue, Thrombin). Kematian yang disebabkan karena PPH biasnya disertai dengan adanya faktor lain diantaranya faktor tempat persalinan dan rujukan. Dalam penelitian ini bertujuan untuk menganalisa adakah pengaruh faktor risiko kehamilan, komplikasi Obstetric terhadap kejadian PPH dan faktor tempat persalinan dan rujukan terhadap kejadian kematian akibat PPH. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain case control study yang dilakukan pada bulan Maret 2022- April 2022 di Kabupaten Jember dengan sumber data berupa Otopsi Verbal Maternal, Rekam Medis dan Register Persalinan yang didapatkan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Jember dan 25 Puskesmas yang tersebar di 31 kecamatan di Kabupaten Jember. Subyek penelitian adalah 43 ibu yang meninggal akibat PPH sebagai kelompok kasus dan 86 ibu dengan PPH yang hidup sebagai kelompok kontrol. Kedua kelompok dilakukan pengambilan data riwayat kehamilan yaitu usia, paritas dan status anemia ibu, komplikasi obstetric yaitu riwayat atonia uteri, retensio plasenta dan laserasi jalan lahir, serta riwayat tempat persalinan dan rujukan ibu meliputi jumlah estafet rujukan ibu dan lama ibu dirujuk. Kemudian dilakukan tabulasi dan pengujian bivariat dengan Chi-Square setelah itu dilanjutkan dengan pengujian multivariat dengan regresi logistic dengan menggunakan SPSS 25.0 dengan taraf kesalahan 0,05 dan dilakukan uji probabilitas untuk mengetahui besar pengaruh variabel penelitian. Pada uji bivariat didapatkan kategori usia >35 tahun (p-value = 0.001), paritas (p-value = 0.000), anemia (p-value = 0.006), atonia uteri (p-value = 0.000), retensio plasenta (p-value = 0.000), laserasi (p-value = 0.041) keseluruhan mempunyai pengaruh signifikan terhadap kejadian Post Partum Haemmorhage. Sedangkan pada tempat persalinan Rumah sakit didapatkan (p-value = 0.053), estafet rujukan 2 (p-value = 0.002) rujukan ≥ 3 (p-value = 0.000), perkiraan waktu rujukan (p-value = 0.064). Sehingg didapatkan hasil yang signifikan terhadap kejadian kematian maternal akibat Post Partum Haemmorhage. Pada analisis multivariat didapatkan hasil paritas (p-value = 0.022, OR = 1.331 95% CI 1.26-20.34), Anemia (p-value = 0.042, OR = 5.061 95% CI 1.07-31.87), Retensio plasenta (p-value = 0.037, OR = 0.074 95% CI 0.01-0.86), laserasi (p-value = 0.086, OR = 0.086 95% CI 0.01-0.97) sehingga didapatkan pengaruh terhadap kejadian PPH di Kabupaten Jember dengan nilai probabilitas 97%. Estafet rujukan (p-value = 0.000, OR = 3.166 95% CI 1.864-5.378), kecepatan rujukan (p-value = 0.073, OR = 4.394 95% CI 1.27-15.14) mempunyai pengaruh terhadap kejadian kematian maternal akibat PPH di Kabupaten Jember dengan nilai probabilitas 97%. Pada penelitian ini terbukti bahwa faktor risiko kehamilan, komplikasi obstetric berpengaruh terhadap kejadian Post Partum Haemmorhage dan tempat persalinan dan rujukan berpengaruh terhadap kejadian kematian akibat Post Partum Haemmorhage di Kabupaten Jember Tahun 2017-2019

    Hubungan antara Kadar Serum Vitamin D dengan Status Gizi, Gambaran Radiologis, dan Manifestasi Ekstra Paru pada Penderita Tuberkulosis Anak di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang

    No full text
    Tuberculosis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis menjadi salah satu penyakit yang masuk dalam 10 penyebab kematian paling banyak di dunia. Sekitar 87% dari kasus tuberculosis terjadi di negara berkembang. Vitamin D merupakan salah satu zat mikronutrien yang berpengaruh dalam pathogenesis penyakit tuberculosis. Kekurangan vitamin D dapat membuat tubuh menjadi lebih rentan terinfeksi tuberculosis. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara kadar vitamin D serum dengan keparahan tuberkulosis pada anak yaitu status gizi, gambaran radiologis, dan manifestasi ekstraparu. Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan desain corss-sectional. Pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling dan didapatkan 35 pasien tuberkulosis anak yang berobat di Rumah Sakit dr. Saiful Anwar Malang pada bulan Juli 2020- Desember 2020. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kadar vitamin D serum dengan status gizi(p=0.711), gambaran radiologis (p=0.335), dan manifestasi ekstraparu (p=0.292). Kesimpulan dari penelitian ini adalah kadar vitamin D serum tidak berhubungan dengan status gizi, tingkatan gambaran radiologis, dan manifestasi ekstraparu pada pasien tuberkulosis anak

    Pengaruh Faktor Risiko Kehamilan, Komplikasi Obstetric, Tempat Persalinan dan Rujukan Terhadap Kematian Maternal Akibat Post Partum Haemmorhage (Studi Kasus Di Kabupaten Jember Tahun 2017-2019)

    No full text
    Kematian maternal merupakan kematian seorang Wanita atau ibu pada periode kehamilan sampai 42 hari pasca persalinan. Biasanya digunakan sebagai indikator dalam kesejahteraan suatu bangsa yang dinyatakan dalam Angka Kematian Ibu (AKI) / Maternal Mortality Rate (MMR) dengan jumlah kematian ibu / 100.000 kelahiran hidup. Kematian ibu diakibatkan oleh beberapa penyebab antara lain 3 penyebab terbesar yaitu perdarahan, preeklamsi eklamsia dan infeksi. Perdarahan dibagi dalam perdarahan antepartum dan postpartum. Perdarahan post partum penyumbang angka kematian ibu tertinggi di berbagai belahan dunia. Perdarahan post partum atau biasa dikenal dengan Post Partum Haemmorhage (PPH) yaitu perdarahan yang dialami Wanita pasca melahirkan ( 24 jam sampai 4 minggu pasca salin) yang ditandai dengan keluarnya darah dari jalan lahir > 500 mL persalinan pervaginam dan >1000 mL pada persalinan perabdominal. Mayoritas penyebab adalah 4T (Tone, Trauma, Tissue, Thrombin). Kematian yang disebabkan karena PPH biasnya disertai dengan adanya faktor lain diantaranya faktor tempat persalinan dan rujukan. Dalam penelitian ini bertujuan untuk menganalisa adakah pengaruh faktor risiko kehamilan, komplikasi Obstetric terhadap kejadian PPH dan faktor tempat persalinan dan rujukan terhadap kejadian kematian akibat PPH
    corecore